Tinjauan Sejarah Penambangan Batu Bacan
Bagi anda penggemar batu akik dan kolektor ataupun yang hobby berburu koleksi batu akik, rasanya tidak lengkap jika anda belum mengenal sejarah penambangan batu bacan, baiklah disini saya akan menjelaskan tentang sejarah penambangan dari batu bacan.
Dilihat dari geografisnya, Bacan
merupakan nama sebuah pulau di Maluku Utara, tepatnya di Kota Labuha,
Ibukota Kabupaten Halmahera Selatan, Bacan juga dikenal sebagai nama
kerajaan didaerah tersebut dan sekarang Bacan telah menjadi nama Batu
Mulia yang banyak dicari orang baik lokal maupun mancanegara.
Entah kenapa sekarang lagi trend Batu Akik terutama Batu Bacan,
kecenderungan trend dan hobby serta gaya hidup dan gengsi sudah
menjamur dihampir seluruh masyarakat indonesia sejak tahun 2005.
Sebenarnya dari zaman 4 kesultanan (Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan)
di Maluku Utara, Batu Bacan sudah menjadi perhiasaan masyarakat sekitar
dan juga menjadi pernak-pernik aksesoris mahkota bagi para raja dan
sultan diwilayah tersebut.
Tidak cuma itu, Batu Bacan juga telah
menjadi hadiah dan cenderamata bagi para tamu yang berkunjung kewilayah
tersebut, menurut informasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau yang
biasa disapa Pak SBY pernah memberikan hadiah berupa Cincin Batu Bacan
kepada presiden Amerika Serikat Barrack Obama. Presiden Soekarno juga
dahulu kala sewaktu berkunjung ke Maluku, pernah mandapatkan cenderamata
berupa Batu Bacan.
Batu Bacan sendiri ditambang dengan
menggunakan metode tradisional oleh masyarakat sekitar yaitu dengan
melakukan penggalian tanah yang berupa Topsoil dan OB (Overburden) yang
merupakan lapisan tanah penutup, hampir kurang lebih 10 m tanah dikupas
maka akan nampak urat-urat Batu yang berupa galur-galur yang
berwarna-warni dari Batu Bacan tersebut, biasanya warna hijau lebih
dominan kelihatan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan warna biru,
ungu, kuning, merah, putih, dan coklat.
Setelah terlihat warna dari urat pada
Batu Bacan, maka penambang akan melakukan penggalian searah urat untuk
mendapatkan ukuran dan jumlah batu yang lebih banyak, alat yang
digunakan cukup sederhana, yaitu berupa cangkul dan ganco. akan tetapi
jika pemodal akan menggunakan alat berat berupa excavator PC 200. Jika
sudah terexpose galur dari urat Batu Bacan, maka biasanya penambang
tradisonal memecahkan batu bacan secara bertahap untuk kemudian diangkut
dengan cara dipikul oleh masyarakat sekitar.
Batu Bacan yang sudah terangkut kemudian
dikumpulkan dan dipecahkan secara manual sesuai bongkahan biasanya >
250 mm, untuk kemudian diolah dan diproses lagi dengan cara dipoles,
nanti akan dijelaskan dalam artikel proses pengolahan Batu Bacan.
Itulah kehebatan Pulau di indonesia yang
bernama Bacan, yang sampai sekarang menjadi hidup karena kekayaan
alamnya yang tak ternilai dan menjadi warisan generasi yang akan datang.
Demikian sekelumit tentang Tinjauan Sejarah Penambangan Batu Bacan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar